Apa saja Tujuan dan Tahap-Tahap dalam Pembangunan Nasional ?
a. Pengertian Pembangunan Nasional
Pembangunan adalah seperangkat usaha yang terencana dan teratur untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia. Pembangunan menuntut adanya perubahan sosial dan budaya sebagai pendukung keberhasilannya, yaitu menghasilkan perubahan sosial dan budaya dalam masyarakat.
Berdasarkan definisi tersebut pembangunan mempunyai unsur-unsur sebagai berikut.
1) usaha yang sudah direncanakan secara teratur;
2) arah yang ditempuh dalam pembangunan;
3) tujuan terakhir yang akan dicapai dalam pembangunan;
4) pembangunan menuntut perubahan sosial budaya dari masyarakat;
5) pembangunan itu diharapkan dapat menghasilkan perubahan-perubahan sosial dan budaya yang lebih baik.
1) usaha yang sudah direncanakan secara teratur;
2) arah yang ditempuh dalam pembangunan;
3) tujuan terakhir yang akan dicapai dalam pembangunan;
4) pembangunan menuntut perubahan sosial budaya dari masyarakat;
5) pembangunan itu diharapkan dapat menghasilkan perubahan-perubahan sosial dan budaya yang lebih baik.
Pembangunan harus melibatkan unsur-unsur manusia karena tiap usaha pembangunan adalah dari, oleh, dan untuk manusia. Tahukah kalian, apa makna pengertian dan hakikat pembangunan nasional kita? Dalam GBHN 1993 pada bab II dikatakan sebagai berikut.
Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dwn keadilan sosial.
Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, dengan Pancasila sebagai dasar, tujuan, dan pedoman pembangunan nasional.
b. Tujuan Pembangunan Nasional
Tujuan pembangunan nasional Indonesia berorientasi pada amanat Pembukaan UUD 1945. Disebutkan pula dalam GBHN 1993, yaitu mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam wadah Negara Kemerdekaan, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersatu, tertib, dan damai.
Pembangunan nasional sebagai realisasi amanat Pembukaan UUD 1945 tercantum dalam GBHN Tap MPR No. II/MPR/1993 berisi tentang pembangunan nasional, pembangunan jangka panjang kedua, dan pembangunan lima tahun keenam.
Pedoman pelaksanaan pembangunan masih bertumpu pada Trilogi Pembangunan, yaitu:
1) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya bagi seluruh rakyat Indonesia;
2) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi;
3) stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
1) pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya bagi seluruh rakyat Indonesia;
2) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi;
3) stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
c. Permasalahan yang Dihadapi Indonesia dalam Masa Pembangunan
Dalam bidang ekonomi terdapat perbedaan antara, negara maju dan negara yang sedang berkembang. Adanya perbedaan tersebut mengakibatkan perkembangan industri, perdagangan, ilmu, dan teknologi masing-masing negara berkembang tidak sama. Oleh karena itu, di negara-negara sedang berkembang, seperti Indonesia dalam masa pembangunan menghadapi banyak masalah. Masalah tersebut antara lain kemiskinan, kependudukan, dan pendidikan.
1) Masalah Kemiskinan
Kemiskinan artinya ketidakmampuan seseorang dalam memanfaatkan tenaga, mental, maupun fisik dalam suatu kelompok. Tingkat kemiskinan suatu negara, pada umumnya didasarkan atas besar kecilnya pendapatan perkapita (PCI) adalah pendapatan rata-rata tiap orang dalam satu tahun yang diperoleh dari jumlah pendapatan nasional (GNP) dibagi jumlah seluruh penduduknya.
Berkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan sejak 1 April 1969, persentase penduduk miskin di Indonesia cenderung menurun selama kurun waktu 17 tahun, yaitu tahun 1970 – 1987. Pada tahun 1987 di pedesaan jumlah penduduk miskin berkurang 44 juta jiwa. Di daerah kota jumlah penduduk miskin berkurang dari 10 juta jiwa pada tahun 1976 menjadi 9,7 juta jiwa pada tahun 1987.
Kemiskinan yang melanda dunia ketiga pada umumnya disebabkan oleh berbagai faktor sebagai berikut.
- sumber daya alam sangat sedikit karena keadaan alamnya kurang mendukung.
- adanya peperangan dan kekacauan politik yang terus-menerus melanda negara yang bersangkutan sehingga tidak sempat mengadakan pembangunan ekonomi.
- kuatnya sistem ekonomi kapitalis dunia sehingga yang kaya semakin kaya dan yang miskin tetap miskin
- negara masih dijajah atau dikendalikan oleh negara lain, sehingga tidak punya kebebasan untuk mengatur negaranya sendiri.
- seiringnya negara itu dilanda bencana alam seperti banjir, kekeringan, gempa bumi, gunung meletus, dan wabah penyakit.
- sedikitnya modal dan tenaga ahli, sedangkan sumber daya alam yang bernilai ekonomi tinggi tidak ada.
2) Masalah Kependudukan
Pada umumnya negara-negara yang sedang berkembang menghadapi persoalan penduduk yang rumit. Kesulitan-kesulitan sosial ekonomi di negara-negara berkembang disebabkan oleh faktor yang tidak menguntungkan sebagai berikut.
- jumlah penduduk yang sangat besar tidak seimbang dengan luas negaranya. Hal ini menimbulkan tingkat kepadatan yang amat tinggi.
- persebaran penduduk tidak merata dan tingkat urbanisasi tinggi.
- komposisi penduduk yang tidak menguntungkan karena sebagian besar terdiri atas anak-anak yang belum produktif.
- tingkat pertumbuhan penduduk tinggi (1,8% per tahun). Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran lebih tinggi daripada tingkat kematian.
- tingginya angka ketergantungan sehingga akan menurunkan tingkat kemakmuran masyarakat.
- tingkat produktivitas penduduk pada umumnya rendah karena penguasaan ilmu dan teknologi masih rendah.
Salah satu sektor yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia adalah masalah kependudukan. Apabila masalah kependudukan tidak segera diatasi maka akan memperlambat pembangunan.
3) Masalah Pendidikan
Pendidikan biasanya dikaitkan dengan kebudayaan. Hal ini dimungkinkan tingkat pendidikan masyarakat dapat mencerminkan tingkat kebudayaan. Di samping itu, bagi masyarakat modern pendidikan agaknya sudah merupakan suatu kebutuhan. Ada beberapa indikator yang dapat dipakai untuk mengukur tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan dapat diukur dengan persentase penduduk yang dapat membaca dan menulis serta tingkat pendidikan yang ditamatkan.
Tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat lajunya pembangunan. Untuk itu, agar proses pembangunan di negara Indonesia maju, pemerintah membuat program wajib belajar. Apabila tingkat pendidikan penduduk sudah tinggi, teknologi akan dapat dikuasai. Dikuasainya ilmu dan teknologi merupakan bekal memajukan pembangunan negara kita.