Perbedaan investasi saham dan obligasi, apa saja kelebihan dan kekurangannya?

Mengapa perlu ada penjelasan mengenai perbedaan saham dengan obligasi? Karena dengan mengetahui perbedaan antara saham dengan obligasi akan menambah opsi dalam investasi anda.

Jadi pertama saya ingin menjelaskan perbedaan antara saham dengan obligasi. Saya akan mengutip pengertian tentang saham dari website idx, jadi saham dapat di didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dari definisi tersebut tertulis bahwa perusahaan menerbitkan saham untuk mendapatkan modal usaha dari seseorang atau pihak tertentu. Jadi penekanannya adalah menerbitkan saham untuk mendapatkan modal.

Berbeda dengan obligasi, dimana obligasi merupakan surat utang jangka menengah hinga panjang yang dapat dipindahtangankan dan berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu serta melunasi pokok utang pada waktu yang ditentukan oleh pihak pembeli. Jadi jika kita lihat dari definisi obligasi adalah pemerintah ataupun perusahaan menerbitkan obligasi untuk mendapatkan pinjaman. Sehingga jika kita mengambil contoh sebuah perusahaan, jika perusahaan mendapatkan modal dari menjual saham maka akan masuk ke dalam Ekuitas. Sedangkan jika perusahan mendapatkan pinjaman dari obligasi maka akan masuk ke dalam kewajiban atau hutang.

Nah itulah sekilas perbedaan dari kedua jenis investasi saham dan obligasi. Sekarang saya akan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari kedua instrumen investasi ini. Jadi dalam investasi ada 2 faktor penting yang mendasari pengambilan keputusan yaitu keuntungan atau biasa disebut capital gain dan resiko yang ditanggung.

Pertama saya akan membahas dari segi kemampuan dalam menghasilkan uang. Jika kita lihat dari 2 jenis investasi ini maka kemungkinan untuk menghasilkan uang lebih adalah saham karena investasi saham dapat mengalami pergerakan yang tidak terbatas. Sedangkan obligasi, anda hanya akan mendapatkan uang dari pembayaran kupon atau imbal hasil yang dimana pembayarannya tetap dan juga anda dapat mendapatkan uang dari selisih harga beli obligasi anda dengan harga jual obligasi anda. Tetapi jika kita lihat dari segi resiko yang ditanggung maka saham memiliki resiko yang lebih besar dan kemungkinan imbal hasil yang lebih besar maka ada juga anda mengalami kerugian yang sangat besarnya. Dan resiko terberat dari berinvestasi di saham adalah perusahaan yang anda beli dapat di delisting dari bursa atau dengan kata lain bahwa perusahaan yang anda beli bangkrut.

Plus minus investasi saham dan obligasi

Menurut aturan perusahaan yang bangkrut harus melunasi hutang-hutangnya terlebih dahulu baru setelah ada sisa uang akan dibagikan kepada semua pemegang saham sebagai ganti rugi. Tetapi berbeda dengan obligasi dimana obligasi anda dijamin oleh pemerintah, karena menurut UU NO. 24 Tahun 2002 tentang surat utang negara. Disana tertulis bahwa pemerintah wajib membayar utang bunga dan pokok setiap utang negara pada saat jatuh tempo. Sehingga dari uu tersebut dapat dikatakan bahwa jika anda berinvestasi di obligasi pemerintah maka kemungkinan investasi anda untuk tidak terbayar adalah kecil kecuali negara kita ini bangkrut.

Jadi kesimpulannya adalah jika anda berinvestasi di saham maka anda memiliki kemungkinan untuk menghasilkan uang atau capital gain yang sangat besar tetapi juga disertai dengan kemungkinan kerugian yang besar juga atau lebih buruk lagi sampai tidak bernilai. Sedangkan jika anda berinvestasi di obligasi maka anda akan mendapatkan keuntungan dari kupon dan anda mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli obligasi anda.

Sedangkan resiko yang anda tanggung hampir tidak ada kecuali negara atau perusahaan yang  anda beli obligasinya mengalami kebangkrutan.

Sekarang saya akan menjelaskan hubungan antara saham dengan obligasi seperti yang dapat anda lihat dari chart berikut;

Pergerakan harga saham dan obligasi

Anda dapat melihat bahwa terkadang pergerakan harga saham ada yang sejalan dengan pergerakan yield obligasi dan ada yang berlawanan sama sekali. Mengapa kedua instrumen ini saling berhubungan? Karena ibaratnya kedua instrumen ini seperti orang saling berebut modal. Kedua instrumen ini saling mempromosikan diri mereka dengan masing-masing keuntungan dan resiko yang dimilikinya.

Ketika harga saham dari yield obligasi berjalan searah maka hal itu terjadi ketika ekonomi baru saja lepas dari resesi atau dengan kata lain sedang mengalami proses recovery (pemulihan) dari resesi dan juga inflasi masih rendah. Pada saat itu suku bunga acuan masih rendah dan harga-harga saham juga masih jatuh. Karena itu pada masa ini kedua instrumen investasi bergerak bersamaan dikarenakan investor masih membeli obligasi karena suku bunga acuan masih rendah dan mulai juga berinvestasi di instrumen saham karena harga saham yang masih murah. Ketika ekonomi terus membaik maka perusahaan akan mulai membaik.

Hal ini membuat investasi saham menjadi menarik karena harga-harga saham yang meningkat tapi hal ini berbanding terbalik dengan harga obligasi. Karena ketika investasi saham membaik maka investor cenderung berpindah ke investasi saham karena lebih menjanjikan keuntungan yang lebih besar dan resiko yang ditanggung investor lebih kecil karena kondisi ekonomi yang sedang membaik. Hal ini membuat investor meninggalkan obligasi.

Harga saham mulai naik dan harga obligasi turun

Ketika ekonomi mencapai puncak dan akan mengalami resesi maka pada masa ini suku bunga tinggi dan ekspansi perusahaan mulai melambat hal ini menyebabkan stagnasi (stagnan) di harga saham, atau lebih buruk lagi harga saham menjadi lebih buruk lagi atau bearish.

Investor mulai beralih ke obligasi

Tetapi hal ini justru membuat investor beralih ke investasi obligasi karena menjanjikan imbal hasil yang lebih tinggi tetapi aman.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *