Penjelasan Paham Komunisme dan Liberalisme

Muhammad Mustangin 0
Penjelasan paham Komunisme dan liberalisme
Penjelasan Paham Komunisme dan Liberalisme

A.    Paham Komunisme

 Meskipun komunisme telah dilarang di Indonesia,  namun masih ada para pengikutnya yang berkeliaran di negara kita dan tidak mustahil akan muncul kembali apabila kita tidak waspada.   Dengan dalih membela kaum miskin dan menonjol-nonjolkan kekurangan yang masih terdapat dalam pelaksanaan pembangunan,   kaum komunis akan berusaha muncul kembali.  Karena itulah komunisme di Indonesia merupakan bahaya latent yang harus kita waspadai.  Kita mencatat beberapa ciri khas PKI yang diperlihatkan dalam mencapai tujuannya, yaitu :

1).    Menciptakan situasi konflik untuk mengadu domba pihak tertentu.

2).    Menghalalkan segala cara untuk mencpai tujuan seperti menteror, menculik, memfitnah, membunuh, dan lain sebagainya.
Tokoh utama yang mengajarkan komunisme adalah Karl Mark (1818 – 1883), tokoh sosialis revolusioner yang banyak menulis naskah di bidang sosial dan ekonomi. Ajaran Marx kemudian ditambah dengan pandangan Engels dan Lenin, sehingga ajaran Komunis melandaskan diri pada terori Marxisme dan Leninisme.

3).    Ajaran Komunis adalah atheis

Ajaran Komunis didasarkan pada kebendaan,  oleh karena itu komunisme tidak percaya adanya Tuhan.
Bahkan agama dikatakannya sebagai racun bagi masyarakat.   Ajaran tersebut jelas bertolak belakang dengan ajaran Pancasila.
Dengan Ketuhanan Yang Maha Esa,  bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

4).    Masyarakat komunis tidak tidak bercorak nasional

Masyarakat yang dicita-citakan komunis adalah masyarakat komunis dunia yang tidak dibatasi oleh kesadaran nasional.  Hal ini tercermin dalam seruan Marx yang sangat terkenal :  Kaum buruh di seluruh dunia,  bersatulah !
Komunis juga menghendaki masyarakat tanpa nasionalisme.  Hal ini bertentangan dengan pancasila.  Yang dengan sila Persatuan Indonesia,   secara tegas menyatakan ,    bahwa nasionalisme adalah suatu yang fundamental. Bahkan nasionalisme yang sempit,  tetapi nasionalisme yang dijiwai oleh kemanusiaan yang adil dan beradab dan dikaitkannya dengan sila-sila yang lain.

5).    Masyarakat komunis masa depan adalah masyarakat tanpa kelas.

Masyarakat tanpa kelaslah yang dianggap akan memberikan suasana hidup yang aman dan tenteram dengan tidak adanya hak milik pribadi atas alat produksi dan hapusnya pembagian kerja.
Hal ini bertentangan dengan Pancasila yang mengakui adanya kebhinnekaan dalam masyarakat,    namun masyarakat Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.  Dalam rangka ini dikembangkanlah asas kekeluargaan dan kegotong-royongan

6).    Pembangunan masyarakat dan negara

Perombakan masyarakat menurut komunis hanya mungkin dilakukan oleh kaum proletar dengan jalan mengadakan revolusi.  Setelah revolusi berhasil, maka kaum proletar sajalah yang akan memegang tampuk pimpinan pemerintahan dan menjalankan pemerintahan secara diktatur yang mutlak ( diktatur proletariat ).  Hal ini sangat bertentangan dengan Pancasila yang memandang negara bukan milik kelompok atau kelas tertentu, melainkan milik seluruh rakyat. Oleh karena negara bertitik tolak dari warga negaranya yang diakui sebagai pribadi yang mandiri dan bertanggung jawab, maka negara Indonesia adalah negara yang demokratis terhadap Pancasila.
Rencana Pembangunan ditentukan oleh rakyat sendiri melalui para wakilnya dengan menetapkan  Garis-Garis Besar Haluan Negara ( GBHN ).

B.     Paham Liberalisme

Intisari dari ajaran Liberalisme adalah bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat digangu gugat oleh siapapun termasuk penguasa,  kecuali dengan persetujuannya.

Hak asasi tersebut, memiliki nilai dasar ( intrinsik ) yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak, yaitu kebebasan mengejar kebahagiaan hidup di tengah – tengah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.  Ancaman dari paham liberalisme hampir tidak dapat digolongkan dalam uraian sejarah sebagaimana tergambar dalam ancaman golongan komunis.

Ini disebabkan karena ancaman liberalisme sangat terselubung dan secara tidak sadar tertanam dalam cara berpikir dan bertindak masyarakat tertentu di Indonesia.  Paham liberalisme selalu mengaitkan aliran pikirannya melalui hak asasi manusia yang menyebabkan paham tersebut memiliki daya tarik yang kuat di masyarakat kalangan tertentu.

Hal tersebut tidak sesuai dengan Pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk Tuhan,  yang mengemban tugasnya sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial sehingga dalam kehidupan bermasyarakat wajib menyelaraskan kepentingan pribadinya dalam kepentingan masyarakat,  dan haknya selalu dikaitan dengan kewajibannya terhadap masyarakat.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *